Sikap
hidup umat pilihan
Rut
1:7-2:23
“dan berkata kepadanya: "Tidak,
kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.".”(10)
Dalam perjalanan hidup ini ada banyak peristiwa
yang mungkin saja terjadi dalam
keseharian kita. Dan terhadap hal tersebut bisa saja kita memiliki respon yang
berbeda-beda. Mungkin saja kita akan bersukacita, melompat kegirangan dan
berkata Tuhan itu baik ketika kebahagiaan datang menghampiri hidup kita, namun
dikala terjadi kesusahan ataupun penderitaan yang sepertinya datang beruntun
mungkin kita bisa saja gusar dan bahkan mungkin saja menggerutu meskipun banyak
diantara kita yang mampu mengatasi masa tersebut dengan berseru dan berharap
pada Yesus. Minggu ini kita akan melihat sebuah perjalanan next level dari
seorang wanita hebat yang bernama Rut, yang mampu tegar dalam hidupnya hingga
akhirnya dia mampu sampai ketahap lebih tinggi. Seperti apakah dan faktor apa
yang membuat dia mampu mengalami next level itu?
Yang pertama, adalah adanya sikap
luhur dari pribadi Rut. Dalam ayat 10 terlihat sebuah sikap yang luhur dari
Rut dalam menghadapi situasi yang berat. Kita tahu kisah ini dimulai dari keluarga
Elimelekh yang berusaha mencoba mencari peruntungan kedaerah Moab karena adanya
kelaparan di tanah Israel namun harapan indah itu justru sirna dimana keluarga
itu justru mengalami masa sulit dengan meninggalnya Elimelekh, dan disusul
kedua anak lelakinya, hingga tinggallah Naomi dimasa tuanya disertai dua
menantunya. Memang kita tidak dapat mempersalahkan kondisi tersebut, kita tidak
bisa berkata mengapa Elimelekh kuatir akan hidupnya di Israel dan pergi ke Moab,
yang justru disana menimbulkan penderitaan bagi keluarganya. Namun yang jelas
dari kisah itu kita dibawa untuk mengerti ada waktu Tuhan, waktu yang diatur olehnya
untuk kehidupan setiap pribadi. Dimana waktu-waktu itu, satu saat sepertinya
berisikan kebahagiaan namun disisi lain ada bagian pergumulan. Naomi mengecap
kebahagiaan dengan menikahnya anak-anaknya namun kemudian hilang karena
kematian anak-anaknya. Kebahagian juga muncul dalam pribadi Rut salah seorang
menantu Naomi dengan adanya karunia dipersunting oleh orang Israel namun
kemudian berganti dengan kesedihan karena suaminya meninggal.
Akan tetapi dalam
kesedihan dan mungkin berhadapan dalam masa sukar tersebut Rut menunjukkan
sikap luhurnya. Dia berketetapan untuk tetap tinggal bersama mertuanya meskipun
diberi pilihan untuk meninggalkan Naomi, dan sikap luhur dengan kesetiaannya
itulah yang akhirnya membuat statusnya sebagai umat pilihan Allah yang
diperoleh dari suaminya tidak hilang bahkan statusnya bukan hanya terhisap
sebagai bangsa yang dipilih Tuhan
pada akhirnya justru Rut dipakai lebih
jauh oleh Tuhan sebagai saluran dari silsilah kelahiran Tuhan Yesus.
Rut benar-benar memiliki
sikap yang luhur kesetiaannya tidak dapat diremehkan, bagi kita hal itu sulit
dimengerti apa sebenarnya yang menjadi motif ataupun alasan dari Rut untuk
tetap tinggal bersama mertuanya, yang secara lahiriah kita bisa bayangkan
mungkin Naomi hanya seorang yang sudah tua dan mungkin juga miskin karena dia
hanya seorang janda yang ketika datang di Moab bertujuan untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik namun sebelum impian itu terjadi justru kemalangan
demi kemalangan menerpanya. Sikap Rut harusnya menjadi teladan bagi kita dengan
ketulusan dan kesetiaannya dia
jalani hidup tanpa keluhan sekalipun, lalu bagaimana dengan kita?
Yang kedua adalah adanya sikap kerja keras dan kepatuhan Rut
(2:1-23). Sikap kedua yang patut kita
teladani dari Rut adalah sikap kerja keras dan kepatuhannya. sebagai umat
pilihan Allah seharusnya sikap itu muncul dalam diri kita. Kita bisa melihat
bagaiman Rut bukan seorang yang memanfaatkan keadaanya supaya dapat belas
kasihan, dia tidak terpuruk dalam
kesediahan dan menyalahkan keadaan namun dia bangkit dan bersemangat untuk
bertanggung jawab terhadap putusannya. Rut tidak berpangku tangan dia memulai
hidupnya yang baru dengan harapan baru, dia bekerja keras untuk mendapatkan apa
yang diperlukan bagi hidupnya. Dan dengan semangat itulah dia menjalani hari – harinya,
hingga tiba waktu Tuhan memperhatikannya. Tekad dan kerja kerasnya dipandang oleh
Tuhan hingga dia mendapat belas kasih dari Boas, dan itulah pemeliharaan
Tuhan yang harusnya kita pahami. Tuhan adalah Allah yang menyediakan Dialah El-Shaday, yang maha besar dan
berkuasa baik dibumi maupun di sorga, dan Allah selalu memandang kepada setiap
pribadi yang lurus jalan hidupnya. Memang anugerah itu kepada setiap pribadi
tidak semuanya sama namun kita melihat karena kerja kerasnya Rut mampu
mencukupi keperluannya bahkan karena kepatuhannya dia bisa menjadi berkat bagi
mertuanya dan yang terindah pada akhirnya dia
menjadi seorang yang diperkenan Tuhan.
Pertanyaannya bagaimana
dan seperti apakah hidup kita, apakah kita sudah memiliki sikap hidup umat
pilihan Allah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar