Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 04 Juli 2013

sikap hidup umat pilihan



Sikap hidup umat pilihan
Rut 1:7-2:23

dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu.".”(10)

Dalam perjalanan hidup ini ada banyak peristiwa yang  mungkin saja terjadi dalam keseharian kita. Dan terhadap hal tersebut bisa saja kita memiliki respon yang berbeda-beda. Mungkin saja kita akan bersukacita, melompat kegirangan dan berkata Tuhan itu baik ketika kebahagiaan datang menghampiri hidup kita, namun dikala terjadi kesusahan ataupun penderitaan yang sepertinya datang beruntun mungkin kita bisa saja gusar dan bahkan mungkin saja menggerutu meskipun banyak diantara kita yang mampu mengatasi masa tersebut dengan berseru dan berharap pada Yesus. Minggu ini kita akan melihat sebuah perjalanan next level dari seorang wanita hebat yang bernama Rut, yang mampu tegar dalam hidupnya hingga akhirnya dia mampu sampai ketahap lebih tinggi. Seperti apakah dan faktor apa yang membuat dia mampu mengalami next level itu?

            Yang pertama, adalah adanya sikap luhur dari pribadi Rut. Dalam ayat 10 terlihat sebuah sikap yang luhur dari Rut dalam menghadapi situasi yang berat. Kita tahu kisah ini dimulai dari keluarga Elimelekh yang berusaha mencoba mencari peruntungan kedaerah Moab karena adanya kelaparan di tanah Israel namun harapan indah itu justru sirna dimana keluarga itu justru mengalami masa sulit dengan meninggalnya Elimelekh, dan disusul kedua anak lelakinya, hingga tinggallah Naomi dimasa tuanya disertai dua menantunya. Memang kita tidak dapat mempersalahkan kondisi tersebut, kita tidak bisa berkata mengapa Elimelekh kuatir akan hidupnya di Israel dan pergi ke Moab, yang justru disana menimbulkan penderitaan bagi keluarganya. Namun yang jelas dari kisah itu kita dibawa untuk mengerti ada waktu Tuhan, waktu yang diatur olehnya untuk kehidupan setiap pribadi. Dimana waktu-waktu itu, satu saat sepertinya berisikan kebahagiaan namun disisi lain ada bagian pergumulan. Naomi mengecap kebahagiaan dengan menikahnya anak-anaknya namun kemudian hilang karena kematian anak-anaknya. Kebahagian juga muncul dalam pribadi Rut salah seorang menantu Naomi dengan adanya karunia dipersunting oleh orang Israel namun kemudian berganti dengan kesedihan karena suaminya meninggal.

Akan tetapi dalam kesedihan dan mungkin berhadapan dalam masa sukar tersebut Rut menunjukkan sikap luhurnya. Dia berketetapan untuk tetap tinggal bersama mertuanya meskipun diberi pilihan untuk meninggalkan Naomi, dan sikap luhur dengan kesetiaannya itulah yang akhirnya membuat statusnya sebagai umat pilihan Allah yang diperoleh dari suaminya tidak hilang bahkan statusnya bukan hanya  terhisap sebagai  bangsa yang dipilih Tuhan pada akhirnya justru Rut dipakai lebih jauh oleh Tuhan sebagai saluran dari silsilah kelahiran Tuhan Yesus.
Rut benar-benar memiliki sikap yang luhur kesetiaannya tidak dapat diremehkan, bagi kita hal itu sulit dimengerti apa sebenarnya yang menjadi motif ataupun alasan dari Rut untuk tetap tinggal bersama mertuanya, yang secara lahiriah kita bisa bayangkan mungkin Naomi hanya seorang yang sudah tua dan mungkin juga miskin karena dia hanya seorang janda yang ketika datang di Moab bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik namun sebelum impian itu terjadi justru kemalangan demi kemalangan menerpanya. Sikap Rut harusnya menjadi teladan bagi kita dengan ketulusan dan kesetiaannya dia jalani hidup tanpa keluhan sekalipun, lalu bagaimana dengan kita?

Yang kedua adalah adanya sikap kerja keras dan kepatuhan Rut (2:1-23). Sikap kedua yang  patut kita teladani dari Rut adalah sikap kerja keras dan kepatuhannya. sebagai umat pilihan Allah seharusnya sikap itu muncul dalam diri kita. Kita bisa melihat bagaiman Rut bukan seorang yang memanfaatkan keadaanya supaya dapat belas kasihan, dia tidak terpuruk dalam kesediahan dan menyalahkan keadaan namun dia bangkit dan bersemangat untuk bertanggung jawab terhadap putusannya. Rut tidak berpangku tangan dia memulai hidupnya yang baru dengan harapan baru, dia bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diperlukan bagi hidupnya. Dan dengan semangat itulah dia menjalani hari – harinya,  hingga tiba waktu Tuhan memperhatikannya. Tekad dan kerja kerasnya dipandang oleh Tuhan hingga dia mendapat belas kasih dari Boas, dan itulah pemeliharaan Tuhan yang harusnya kita pahami. Tuhan adalah Allah yang menyediakan Dialah El-Shaday, yang maha besar dan berkuasa baik dibumi maupun di sorga, dan Allah selalu memandang kepada setiap pribadi yang lurus jalan hidupnya. Memang anugerah itu kepada setiap pribadi tidak semuanya sama namun kita melihat karena kerja kerasnya Rut mampu mencukupi keperluannya bahkan karena kepatuhannya dia bisa menjadi berkat bagi mertuanya dan yang terindah pada akhirnya dia menjadi seorang yang diperkenan Tuhan.

Pertanyaannya bagaimana dan seperti apakah hidup kita, apakah kita sudah memiliki sikap hidup umat pilihan Allah?   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar