Luk 15:11-32
Semakin Bertumbuh
“Sebab jika kamu rela untuk
memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa
yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” 2
Korintus 8:12
Semakin bertumbuh dan memiliki
pengenalan yang lebih akan Tuhan seharusnya menjadi impian dari setiap orang
percaya. Dan minggu ini kita akan melihat bagaimana kita mencapai kehidupan
next level dalam pertumbuhan iman kita. Minggu ini kita akan melihat bagaimana
perumpamaan tentang anak yang hilang sekiranya boleh mengajar kita untuk
bersama bertumbuh dalam iman kita. Kita semua mungkin telah mengerti bagaimana
alur cerita dari kisah anak yang hilang. Kita sering mendengar dalam
perumpamaan ini bahwa yang disebut sebagai anak yang hilang adalah anak bungsu
namun jika kita perhatikan sebenarnya dalam cerita ini kita menemukan bahwa
kedua anak ini sempat menjadi anak yang hilang. Mengapa ?
1. Anak yang bungsu hilang karena keinginan dunia.
Jika kita
membaca ayat 12-13 kita melihat bagaimana anak yang bungsu ini menjadi anak
yang hilang karena ia tergoda akan indahnya dunia ini. Jemaat yang dikasihi
Tuhan tanpa disadari dalam pengalaman kehidupan iman kitapun bisa saja menjadi
anak yang hilang ketika kita silau akan indahnya dunia ini. Dalam perumpamaan
ini kita bisa melihat anak bungsu menjadi anak yang hilang karena dia tidak
mengerti jikalau hidup bersama bapanya, sebenarnya adalah hidup yang terbaik. Kita
tidak mengerti apakah alasan utama anak bungsu ini sampai dengan teganya
meminta bagian warisan dari bapanya disaat bapanya masih hidup. Dalam
perumpamaan ini disatu saat anak bungsu sempat menjadi anak yang hilang
mengapa? Karena dia tidak mengenal hati bapanya. Ia tinggal dirumah dan dekat bapanya tetapi
tidak tahu isi hati bapanya, inilah akar mengapa ia meminta hak warisan dan
meninggalkannya. “Menjadi dekat bukan berarti dapat hidup seenaknya dan
menghilangkan aturan dan hukum. Saat ia melanggar semua aturan bapanya, ia
menjadi tersesat dirumahnya sendiri. Ia menjadi tidak nyaman dan mulai melihat
keluar, bahwa diluar rumah bapanya banyak hal yang menyenangkan hatinya, terlalu suka melihat kondisi luar akan membuat kita
menjadi anak yang hilang. Bapa kita bukannya tidak sayang jika saat ini
mungkin kita sepertinya mendapatkan sesuatu yang kurang seberuntung orang
diluar Tuhan. Jika ada suatu
peristiwa yang terjadi pada kita, maka pertanyaan pertama adalah “Ada apa
dengan Saya?” Hari ini Tuhan mau kita melihat
bahwa kita ada dan memiliki sesuatu yang lebih indah dibanding dunia ini.
2.Anak
Yang Sulung hilang karena tidak mengenal identitas pribadinya sendiri Pribadi yang kedua yang hilang adalah anak sulung.
Pribadi anak sulung adalah gambaran seseorang yang dekat dengan bapanya tetapi
tidak mengenal identitas pribadinya. Si Sulung melakukan pekerjaan yang
menyenangkan untuk bapanya tetapi menjadi kecewa dan marah pada Bapanya karena
melihat bapanya melakukan rencana yang diluar pikirannya. Ia tidak menyadari
bahwa ia adalah anak Bapa, Bapa yang memiliki semua yang ada dalam rumahnya.
Sulung mempunyai motivasi yang tidak jauh berbeda dengan si bungsu. Ia
melakukan semua pekerjaan untuk menyenangkan diri sendiri. Ubah paradigma kita,
mari melayani dengan motivasi menyenangkan hati Tuhan tanpa melihat siapa yang
diuntungkan sehingga dapat melakukan semua tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya. Untuk melakukan hal ini, kita perlu berjalan dalam hukum kasih
kasih karunia yaitu menerima apa adanya tanpa memandang ke belakang. Si sulung
mudah terluka ketika melihat apa yang dikerjakannya seakan tidak ada artinya,
dia kecewa karena merasa kesetiaan dan usahanya tidak dihargai oleh bapanya,
dan bukankah hal itu kadang juga ada dalam hidup kita? Dimana kita sering
menjadi anak yang hilang karena merasa Bapa yang disurga terlalu jauh dan
seakan tidak mendengar doa kita.
Mari kita
bersama di tahun ini mencoba belajar lebih jauh lagi untuk tidak menjadi
pribadi yang hilang sehingga kita bertumbuh menjadi pribadi yang kuat, mari
bersama menuju NEXT LEVEL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar