Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 04 Juli 2013

semakin bertumbuh



Luk 15:11-32
Semakin Bertumbuh
“Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.”  2 Korintus 8:12

Semakin bertumbuh dan memiliki pengenalan yang lebih akan Tuhan seharusnya menjadi impian dari setiap orang percaya. Dan minggu ini kita akan melihat bagaimana kita mencapai kehidupan next level dalam pertumbuhan iman kita. Minggu ini kita akan melihat bagaimana perumpamaan tentang anak yang hilang sekiranya boleh mengajar kita untuk bersama bertumbuh dalam iman kita. Kita semua mungkin telah mengerti bagaimana alur cerita dari kisah anak yang hilang. Kita sering mendengar dalam perumpamaan ini bahwa yang disebut sebagai anak yang hilang adalah anak bungsu namun jika kita perhatikan sebenarnya dalam cerita ini kita menemukan bahwa kedua anak ini sempat menjadi anak yang hilang. Mengapa ?         

1.    Anak yang bungsu hilang karena keinginan dunia.
Jika kita membaca ayat 12-13 kita melihat bagaimana anak yang bungsu ini menjadi anak yang hilang karena ia tergoda akan indahnya dunia ini. Jemaat yang dikasihi Tuhan tanpa disadari dalam pengalaman kehidupan iman kitapun bisa saja menjadi anak yang hilang ketika kita silau akan indahnya dunia ini. Dalam perumpamaan ini kita bisa melihat anak bungsu menjadi anak yang hilang karena dia tidak mengerti jikalau hidup bersama bapanya, sebenarnya adalah hidup yang terbaik. Kita tidak mengerti apakah alasan utama anak bungsu ini sampai dengan teganya meminta bagian warisan dari bapanya disaat bapanya masih hidup. Dalam perumpamaan ini disatu saat anak bungsu sempat menjadi anak yang hilang mengapa? Karena dia tidak mengenal hati bapanya. Ia tinggal dirumah dan dekat bapanya tetapi tidak tahu isi hati bapanya, inilah akar mengapa ia meminta hak warisan dan meninggalkannya. “Menjadi dekat bukan berarti dapat hidup seenaknya dan menghilangkan aturan dan hukum. Saat ia melanggar semua aturan bapanya, ia menjadi tersesat dirumahnya sendiri. Ia menjadi tidak nyaman dan mulai melihat keluar, bahwa diluar rumah bapanya banyak hal yang menyenangkan hatinya, terlalu suka melihat kondisi luar akan membuat kita menjadi anak yang hilang. Bapa kita bukannya tidak sayang jika saat ini mungkin kita sepertinya mendapatkan sesuatu yang kurang seberuntung orang diluar Tuhan. Jika ada suatu peristiwa yang terjadi pada kita, maka pertanyaan pertama adalah “Ada apa dengan Saya?” Hari ini Tuhan mau kita melihat bahwa kita ada dan memiliki sesuatu yang lebih indah dibanding dunia ini.
2.Anak Yang Sulung hilang karena tidak mengenal identitas pribadinya sendiri Pribadi yang kedua yang hilang adalah anak sulung. Pribadi anak sulung adalah gambaran seseorang yang dekat dengan bapanya tetapi tidak mengenal identitas pribadinya. Si Sulung melakukan pekerjaan yang menyenangkan untuk bapanya tetapi menjadi kecewa dan marah pada Bapanya karena melihat bapanya melakukan rencana yang diluar pikirannya. Ia tidak menyadari bahwa ia adalah anak Bapa, Bapa yang memiliki semua yang ada dalam rumahnya. Sulung mempunyai motivasi yang tidak jauh berbeda dengan si bungsu. Ia melakukan semua pekerjaan untuk menyenangkan diri sendiri. Ubah paradigma kita, mari melayani dengan motivasi menyenangkan hati Tuhan tanpa melihat siapa yang diuntungkan sehingga dapat melakukan semua tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. Untuk melakukan hal ini, kita perlu berjalan dalam hukum kasih kasih karunia yaitu menerima apa adanya tanpa memandang ke belakang. Si sulung mudah terluka ketika melihat apa yang dikerjakannya seakan tidak ada artinya, dia kecewa karena merasa kesetiaan dan usahanya tidak dihargai oleh bapanya, dan bukankah hal itu kadang juga ada dalam hidup kita? Dimana kita sering menjadi anak yang hilang karena merasa Bapa yang disurga terlalu jauh dan seakan tidak mendengar doa kita.
Mari kita bersama di tahun ini mencoba belajar lebih jauh lagi untuk tidak menjadi pribadi yang hilang sehingga kita bertumbuh menjadi pribadi yang kuat, mari bersama menuju NEXT LEVEL 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar