Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 04 Juli 2013

gandum dan lalang



Gandum dan lalang
Matius 13: 24-30,37-43

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu” (30)

Dalam mencapai sebuah pertumbuhan iman kita samapi kepada level yang lebih tinggi sudah seharusnya kita sebagai orang percaya terus belajar akan kebenaran firman Tuhan. Salah satu bagian yang menarik yang perlu kita pelajari adalah perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus banyak menggunakan perumpamaan dalam memaparkan apa yang menjadi kehendak Sorga bagi hidup kita. Salah satunya adalah bagaimana Tuhan ingin memaparkan bahwa dalam hidup ini ada beberapa hal yang harus kita pahami, Allah ingin kita mengerti bagaimana realita hidup didunia ini. Pemahaman yang benar akan hal tersebut akan sangat berarti bagi kehidupan kita, sehingga kita tidak menjadi orang yang salah dalam memahami bagian kehidupan yang Allah berikan kepada hidup kita. Lalu apa hal yang dapat kita pelajari dari perumpamaan tentang gandum dan lalang dalam nats diatas;
Yang pertama, perumpamaan itu mengajar kita untuk menyadari bagaimana Allah selalu memiliki rancangan yang baik dalam hidup kita. Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengingini kita untuk mengerti bahwa hidup kita adalah taburan kerajaan Sorga, gandum itu adalah pribadi orang percaya yang Allah tempatkan didunia dengan segala kebaikannya. Allah dalam tindakan-Nya tidak pernah salah, Satu keinginan Allah ketika manusia ditempatkan didunia yaitu untuk memelihara dunia ini dan itu sebenarnya bukanlah beban bagi manusia. Rencana awal manusia ditempatkan didunia ini bukanlah untuk menderita, keinginan Allah justru manusia berkuasa atas dunia ini dengan memelihara keberadaannya. Namun rupanya manusia tidak dapat mengembang tugas itu dengan benar ketika iblis mulai merayunya. Itulah perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaikan dimana Allah menabur gandum sedangkan musuhnya menyebarkan benih lalang. Dan rupanya tantangan itu terus berlanjut hingga hari ini, keberadaan kita didunia inipun merupakan benih terbaik yang Allah berikan bagi dunia, dan kita harus menyadari hal tersebut sehingga kita seharusnya bisa menunjukkan kualitas tersebut Sebagai orang percaya kita seharusnya bisa tampil beda, jangan kita menyerah dan kalah dengan berpikir kenapa Tuhan tidak menjagai ladang yang ditaburinya. Kenapa iblis masih bisa menyebarkan lalang. Kita harus membuang jauh-jauh pemikiran tersebut, keberadaan dunia yang rusak jangan menjadikan kita menjadi kalah justru saat itulah kesempatan bagi kita untuk tampil beda. Kita harus mampu memperlihatkan keberadaan kita sebagai gandum, gandum adalah bahan yang berguna bagi kehidupan manusia sehingga jika kita diibaratkan sebagai gandum didunia ini sudah seharusnya hidup kita berguna bukan hanya bagi gereja namun juga bagi masyarakat sekitar sehingga rancangan Allah untuk menjadikan kita berguna dapat berhasil.

hal kedua yang harus kita pahami dari perumpamaan ini adalah kesadaran kita untuk memahami kondisi real yang harus kita hadapi didunia ini. Jika kita memperhatikan perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan kita akan bisa melihat bagaimana awalnya gandum dan lalang adalah tumbuhan yang hampir memiliki kemiripan ketika masih kecil, baik itu dari segi warnanya ataupun bentuknya, sehingga dalam ayat 30 Tuhan tidak mengijinkan lalang itu dicabut dari ladang yang telah ditaburi gandum. Perumpamaan ini mengajar kita untuk lebih memiliki kepekaan untuk dapat membedakan antara benih dari Tuhan atau benih dari si jahat. Kedua benih itu hanya akan terlihat ketika masa tuai tiba. Jika benih itu adalah gandum maka akan menghasilkan dan mendapat tempat berharga namun jika benih itu lalang pasti tidak menghasilkan apapun bahkan saatnya nanti hanya akan dibakar.
Pertanyaannya sekarang adalah dalam hidup ini, kita sebenarnya benih gandum atau  benih lalang yang mampu menjawab adalah pribadi dan hidup kita sendiri. Jika kita adalah gandum berbuahlah bagi Tuhan jika kita masih merasa lalang siaplah berbalik arah dan temukan kasih pengampunan Tuhan Yesus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar