Gandum dan lalang
Matius 13: 24-30,37-43
“Biarkanlah keduanya tumbuh
bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para
penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk
dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu” (30)
Dalam mencapai sebuah
pertumbuhan iman kita samapi kepada level yang lebih tinggi sudah seharusnya
kita sebagai orang percaya terus belajar akan kebenaran firman Tuhan. Salah
satu bagian yang menarik yang perlu kita pelajari adalah
perumpamaan-perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya, Tuhan
Yesus banyak menggunakan perumpamaan dalam memaparkan apa yang menjadi kehendak
Sorga bagi hidup kita. Salah satunya adalah bagaimana Tuhan ingin memaparkan
bahwa dalam hidup ini ada beberapa hal yang harus kita pahami, Allah ingin kita
mengerti bagaimana realita hidup didunia ini. Pemahaman yang benar akan hal
tersebut akan sangat berarti bagi kehidupan kita, sehingga kita tidak menjadi
orang yang salah dalam memahami bagian kehidupan yang Allah berikan kepada
hidup kita. Lalu apa hal yang dapat kita pelajari dari perumpamaan tentang
gandum dan lalang dalam nats diatas;
Yang pertama, perumpamaan itu mengajar kita untuk
menyadari bagaimana Allah selalu memiliki rancangan yang baik dalam hidup kita.
Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus mengingini kita untuk mengerti bahwa hidup
kita adalah taburan kerajaan Sorga, gandum itu adalah pribadi orang percaya
yang Allah tempatkan didunia dengan segala kebaikannya. Allah dalam
tindakan-Nya tidak pernah salah, Satu keinginan Allah ketika manusia
ditempatkan didunia yaitu untuk memelihara dunia ini dan itu sebenarnya
bukanlah beban bagi manusia. Rencana awal manusia ditempatkan didunia ini
bukanlah untuk menderita, keinginan Allah justru manusia berkuasa atas dunia
ini dengan memelihara keberadaannya. Namun rupanya manusia tidak dapat
mengembang tugas itu dengan benar ketika iblis mulai merayunya. Itulah
perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaikan dimana Allah menabur gandum sedangkan
musuhnya menyebarkan benih lalang. Dan rupanya tantangan itu terus berlanjut
hingga hari ini, keberadaan kita didunia inipun merupakan benih terbaik yang
Allah berikan bagi dunia, dan kita harus menyadari hal tersebut sehingga kita
seharusnya bisa menunjukkan kualitas tersebut Sebagai orang percaya kita
seharusnya bisa tampil beda, jangan kita menyerah dan kalah dengan berpikir
kenapa Tuhan tidak menjagai ladang yang ditaburinya. Kenapa iblis masih bisa menyebarkan
lalang. Kita harus membuang jauh-jauh pemikiran tersebut, keberadaan dunia yang
rusak jangan menjadikan kita menjadi kalah justru saat itulah kesempatan bagi
kita untuk tampil beda. Kita harus mampu memperlihatkan keberadaan kita sebagai
gandum, gandum adalah bahan yang berguna bagi kehidupan manusia sehingga jika
kita diibaratkan sebagai gandum didunia ini sudah seharusnya hidup kita berguna
bukan hanya bagi gereja namun juga bagi masyarakat sekitar sehingga rancangan
Allah untuk menjadikan kita berguna dapat berhasil.
hal kedua yang harus kita pahami dari perumpamaan ini adalah kesadaran kita untuk memahami kondisi real yang harus kita hadapi didunia ini. Jika kita memperhatikan perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan kita akan bisa melihat bagaimana awalnya gandum dan lalang adalah tumbuhan yang hampir memiliki kemiripan ketika masih kecil, baik itu dari segi warnanya ataupun bentuknya, sehingga dalam ayat 30 Tuhan tidak mengijinkan lalang itu dicabut dari ladang yang telah ditaburi gandum. Perumpamaan ini mengajar kita untuk lebih memiliki kepekaan untuk dapat membedakan antara benih dari Tuhan atau benih dari si jahat. Kedua benih itu hanya akan terlihat ketika masa tuai tiba. Jika benih itu adalah gandum maka akan menghasilkan dan mendapat tempat berharga namun jika benih itu lalang pasti tidak menghasilkan apapun bahkan saatnya nanti hanya akan dibakar.
Pertanyaannya
sekarang adalah dalam hidup ini, kita sebenarnya benih gandum atau benih lalang yang mampu menjawab adalah
pribadi dan hidup kita sendiri. Jika kita adalah gandum berbuahlah bagi Tuhan
jika kita masih merasa lalang siaplah berbalik arah dan temukan kasih
pengampunan Tuhan Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar