Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 23 Juni 2013



2 Kor 8:12
Rahasia memberi

Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.”  2 Korintus 8:12

Minggu ini kita akan melihat lebih jauh rahasia memberi yang dapat kita rasakan, rupanya dalam memberi bukan hanya kita sepertinya kehilangan sebagia dari harta kita namun justru ada sesuatu yang lebih besar dari itu yang tersembunyi didalamnya. Dan hal itu yang minggu ini akan kita coba renungkan bersama. Lalu rahasia apa saja yang ada ketika kita mau memberi       

1.    Memberi mengajarkan kita untuk menjadi pengelola yang baik.
Dalam  Matius 24: 45- 47 terdapat sebuah perumpamaan yang harusnya menjadi inspirasi bagi hidup kita. Ayat 47 menuliskan tentang berita sukacita dimana Allah berkenan mengangkat hambanya untuk menjadi pengawas harta miliknya itu artinya Allah memberikan peran yang lebih kepada seorang hamba yang tadinya hanya seorang upahan biasa menjadi seorang yang lebih terhormat karena dia menjadim pengelola harta tuannya. Pertanyaannya mengapa hamba itu bisa mendapatkan kehormatan? Ayat 46 memperlihatkan jawabannya yaitu hamba ini adalah hamba yang setia dalam menjalankan tugasnya. Dengan melihat hal tersebut apakah kita tidak ingin juga menadapat kepercayaan dari tuan kita, rahasianya satu jadilah pengelola yang baik sebab Allah akan mempercayakan hal yang lebih besar dalam hidup kita ketika kita menjadi pengelola yang baik didunia ini.

2.    Memberi akan membuat mujizat lebih nyata dalam hidup ini.
Dalam 1 raja-raja 17 ada sebuah cerita bagaimana seorang janda yang mendapatkan berkat luar biasa dimana Allah memberikan pemeliharaan dalam hidupnya karena janda itu menjadi seorang yang murah hati, dimana didalam kekurangannya dia mau bersedia taat member kepada nabi yang merupakan utusan Allah, ingat dia member didalam kekurangannya namun justru itu menjadi awal baginya mendapatkan pemeliharaan. Dan hal itupun akan terjadi dalam diri kita jika kita percaya Tuhan masih ada dan tidak berubah. Tuhan akan buat mujizat itu sama bagi mereka yang taat akan perintahnya

3. Memberi akan membuat kita mendapat berkat dobel,yaitu berkat didunia dan di sorga.
Rahasia terindah ketiga ketika kita memberi adalah ketika kita mau memberi maka saat itu kita sedang mempersiapkan diri menerima berkat ganda dimana didunia kita akan menjadi orang yang tidak lagi egois dan serakah, dan di Surga apapun yang kita berikan untuk sesama kita ketika di dunia ini, itu semua diperhitungkan berlipat kali ganda oleh Tuhan. Mat.10:42 mencatat bahkan hal yang terkecil yang kita lakukan bagi sesama kita Tuhan menghitung semuanya. Alkitab mencatat bahkan taburan kita diduniapun akan ditambahkan Tuhan (Mark.4:24). Tuhan paling mengerti apa yang kita ingini jika didunia beli satu dapat dua hanya berlaku ketika masa promosi namun ketetapan Tuhan jika kita hari ini, besok pagi dan dikemudian hari tetap mau berbagi, menabur dan memberi maka bonus itu pasti melekat didalamnya . Semuanya itu tidak sia sia JBU.

motivasi dalam memberi



1 Yoh 3:17
Motivasi dalam memberi

Sebagai orang percaya sudah seharus mengerti bahwa setiap tindakan yang kita kerjakan adalah kesaksian iman. Salah satu kesaksian iman yang dapat kita lakukan adalah hidup memberi. Namun sayangnya kadangkala banyak juga orang percaya yang ketika melakukan tindakan itu justru memiliki motivasi yang salah, untuk itu minggu ini kita masih belajar tentang memberi khususnya motivasi dalam member. Sebagai orang percaya apa seharusnya yang menjadi motivasi kita dalam memberi? 

1.    Memberi karena telah menerima.
Motivasi pertama yang harus kita miliki dalam memberi adalah kita memberi karena sudah lebih dahulu menerima. Dalam kehidupan iman kita, sudah seharusnya apa yang kita kerjakan harusnya lebih baik dari konsep dunia ini jangan sampai kita terbawa arus dunia ataupun justru kalah oleh dunia ini, ingat kita adalah warga kerajaan sorga (1 Ptr 2:9) sehingga kitapun harus memiliki mental sorgawi. Filsafat dunia berkata Menerima sebanyak-banyaknya, memberi sesedikit mungkin. Atau memberi jika ada agenda dibaliknya, atau dalam peribahasa dikatakan "Ada udang dibalik batu." Dunia terus mempertontonkan hal itu secara terang-terangan, kita bisa saksikan bagaimana banyak orang yang sepertinya rela memberikan sesuatu namun pemberiaan itu sebenarnya dengan tujuan tertentu. Sebagai orang percaya kita harus mengerti dasar kita memberi adalah, kita memberi karena telah menerima, maksudnya adalah kita memberi karena adanya kesadaran bahwa kita telah terlebih dahulu menerima. Jangan salah dengan berpikir kita memberi supaya menerima, pikiran ini harus kita buang jauh-jauh, kalau kita berpikir memberi supaya menerima berarti kita sepertinya menempatkan diri lebih hebat dari Tuhan. Siapa sih kita?  Kita adalah orang – orang yang berhutang (Rom 8:12) dan hutang kita terlalu banyak kepada Tuhan. Kesehatan, keselamatan bahkan umur kita semua adalah pemberian Tuhan. Bukankah rejeki atau apapun yang sudah kita terima adalah anugerah Tuhan siapapun dan apapun keadaan kita, semua adalah karya Tuhan (ams 22:2). Bahkan demi dosa kita Tuhan relakan nyawanya bagi kita. Kalau itu semua dihitung berapa yang seharusnya kita bayar? jadi dasar kita memberi adalah karena kita telah lebih dahulu menerima bahkan menerima terlalu banyak sehingga sulit untuk dihitung.  

2.      Memberi karena ada kemampuan untuk melakukannya
memberi bukanlah beban yang Tuhan tekankan pada kehidupan kita, Tuhan tidak suka ketika kita memberi dengan terpaksa, Paulus mengajar kepada jemaat korintus jika kita memberi dengan kerelaan maka ALLAH akan menerimanya (2 Kor 8:12). Jangan sok kaya dalam memberi ataupun sebaliknya kita berpikir kalau hari ini akau memberi bagaimana dengan kehidupanku nanti. Ingat jangan pernah kuatir bukankah hidup ini selalu ada dalam pemeliharaan Tuhan (luk 12:6-7), Yohanes juga mengajarkan bagi kita supaya kita selalu berbagi, supaya terjadi keseimbangan. Jangan kita punya mental bagaimana aku bisa memberi kan aku juga kekurangan. Ada satu jemaat yang luar biasa yang dipuji oleh rasul Paulus yaitu jemaat Makedonia yang meskipun dalam kekurangan dan kemiskinannya mereka tetap mampu memberi (2 Kor 8:1-5). 1 Yoh 3:18 mengajar kita Jangan cuma memberi hanya terbatas dengan ucapan saja, tetapi aplikasikanlah secara nyata lewat perbuatan-perbuatan dalam kebenaran. Sudahkah kita memberikan sesuatu bagi saudara-saudara yang kita kasihi hari ini? Tanpa itu, kita tidak berhak mengaku bahwa kita memiliki kasih Allah dalam diri kita.  YBU


Luk 19:1-10
Pemberian Yang Benar

Minggu ini kita masih tetap belajar makna memberi atau menabur dalam pandangan iman Kristen,  kita akan belajar dari pribadi Zakheus, seorang yang sepertinya kurang masuk hitungan dalam pandangan orang yang saat itu merasa beragama, namun menjadi pelaku hidup dan contoh bagi kita untuk belajar menjadi pemberi menurut iman kristen karena mampu memberikan pemberian yang benar. Lalu seperti apa pemberian yang benar itu?
1.    Pemberian yang muncul dari pertobatan sejati
Pemberian yang benar biasanya diawali dari munculnya pertobatan yang sejati dalam diri seseorang. Kita bisa melihat hal itu telah dilakukan oleh Zakheus dalam perjalanan hidupnya. Awalnya Zakheus dikenal sebagai seorang pendosa bagi orang-orang pada masa itu, stigma ini muncul karena jenis pekerjaannya yang dianggap sebagai jenis pekerjaan kotor pada masa itu, hingga karena itu dia dianggap sebagai seorang yang berlumur dosa. Oleh karena hal itu  dia merasa perlu mengalami perubahan sehingga dia berusaha untuk bertemu dengan Tuhan Yesus, dia merasa perlu memiliki hidup yang baru dan puji Tuhan keinginannya terpenuhi karena Tuhan Yesus melihat hatinya, sehingga Zakheus memperoleh keselamatan dan akibat dari perobatan itulah dia biasa menjadi seseorang yang berubah dan dia kemudian memiliki hati yang mau memberi sebagai hasil jamahan Roh kudus dalam hidupnya.
Alkitab mencatat pertobatan sejati akan membuat seseorang mampu berpikir melebihi prespektif dunia. Zakheus bukan hanya mengaku dirinya sebagai orang yang berdosa sehingga merasa tidak layak menerima Tuhan Yesus namun hasil pertobatannya membuat dia mau berubah dan bahkan merelakan apa yang sudah dimilikinya, dan apa yang mungkin didapatnya dengan cara tidak benar akan dikembalikan. 

2.      Pemberian yang tepat sasaran
Pemberian yang benar selalu diberikan tepat sasaran, Zakheus contoh yang baik dalam hal ini setelah dia bertobat dia bukan lagi berpikir demi kepentingan dirinya sendiri. Zakheus mengunakan hartanya untuk diberikan kepada sesuatu yang tepat sasaran, sebagai manusia sebenarnya dia bisa saja mencari nama dengan harta miliknya, dia bisa menggunakan harta itu untuk  memberi kepada para orang Farisi supaya dia bisa dihargai dan diterima para pemuka agama pada masa itu, namun dia justru memilih tindakan yang tidak populis yaitu memberikan perjamuan kepada Tuhan Yesus bahkan berkeinginan mengembalikan harta yang mungkin didapati dengan cara tidak benar.
Bagaimana dengan kita sudahkah pertobatan itu mengubah hidup kita menjadi pribadi yang mampu melakukan pemberian yang benar? YBU

iman bukan slogan



Mat 13:1-8
Iman Bukan Slogan

            Tak terasa 2 bulan sudah kita belajar akan dimensi iman dalam pertumbuhan kita sebagai orang percaya dan minggu ini kita akan kembali meresume seperti apa iman yang harus kita  iman miliki. kali ini kita kembali belajar untuk menghidupi iman itu sendiri. Seperti judul diatas iman bukan slogan, kali ini kita akan belajar makna iman itu bagi kita .

Lalu apa yang harus kita mengerti dan yang harus kita hidupi dari pengertian judul diatas?

Pertama, iman membutuhkan media.
Apa sih maksud iman membutuhkan media? Dalam ayat 4 menunjukkan bahwa benih tidak bisa tumbuh jika benih itu jatuh dan dimakan burung, artinya apa? Benih itu adalah gambaran firman yang ditabur untuk menumbuhkan iman dalam diri orang Kristen, namun sepertinya benih itu justru jatuh dihati orang Kristen tanpa iman. Apa maksudnya Kristen tanpa iman, inilah model Kristen paling celaka yaitu orang-orang yang kelihatannya mengenal Tuhan namun ketika firman itu ditaburkan untuk menumbuhkan iman sayangnya tidak berhasil karena tidak ada media untuk bertumbuh. Tipe orang Kristen seperti ini adalah orang yang  hanya jadi Kristen karena rutinitas belaka, sehingga seberapa banyakpun firman ditabur tidak pernah terjadi pertumbuhan iman apalagi pembaharuan budi karena memang hatinya diisi dengan kejahatan bukan kasih. Media itu adalah hati kita, pikiran kita dan juga hidup kita.    

Kedua iman bukanlah sebuah pengalaman.
Kegagalan orang percaya untuk  dapat menghidupi iman adalah karena terlalu sering kita membangun iman dari pandangan pengalaman. Entah itu pengalaman pribadi dari ataupun pengalaman orang lain, akibatnya seringkali kita mengalami kebingungan untuk bisa mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan ini. Bahkan banyak orang menjadi kecewa dan membuang iman itu sendiri ketika apa yang terjadi kok sepertinya tidak sama dengan pengalaman orang lain. Setiap orang yang membangun iman dari  sebuah pengalaman adalah seperti benih yang tumbuh ditanah yang tipis (5) yang hanya beriman ketika segala sesuatu nyaman namun ketika badai datang iman itupun hilang.    

Ketiga iman butuh perjuangan.
Untuk bisa menumbuhkan iman yang benar bukanlah seperti orang yang bermain sulap. Iman tumbuh lewat sebuah perjuangan. Dalam perumpamaan yang Tuhan Yesus ajarkan dikatakan benih itu bisa tumbuh kalau jatuh ketanah yang subur, dan ketika kita berbicara tentang tanah yang subur banyak aspek yang harus kita perhatikan seperti bagaimana kesuburan tanah itu bisa terjaga, ataupun usaha yang harus dilakukan supaya apa yang sedang bertumbuh itu tidak mati. Nah inilah saat dimana iman itu harus mulai dibangun. Pertumbuhan iman hanya bisa akan menjadi baik ketika benih yang ditanam adalah benih unggulan, dan dalam hal ini benih itu adalah firman Tuhan. Dibutuhkan sebuah pengajaran yang benar dan sehat untuk setiap orang percaya bisa memiliki iman yang benar, jadi orang percaya harus berusaha menerima dan mendapatkan Firman yang sesuai dengan apa yang Allah inginkan, jangan sampai Firman hanya dijadikan sebagai bahan pelengkap dalam hidup dimana hanya mau mendengarkan Firman yang enak di telinga yang selalu meninabobokkan iman namun harus berusaha terus mengejar Firman yang membawa hidup semakin berkenan dihadapan  Bapa.  YBU