Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 19 Januari 2012

WARTA LUAR 22 JANUARI 2012

TUJUAN HIDUP 2
Minggu ini kita masih berbicara mengenai tujuan hidup. Jikalau minggu kemarin kita merenungkan  mengapa kita harus memiliki tujuan hidup, minggu ini kita akan membahas bagaimana kita bisa menemukan tujuan hidup yang benar?

1.    Tujuan hidup kita sangat tergantung dari faktor penggerak hidup (Mat 19:16-22)
Tujuan hidup seseorang sangat tergantung dari apa yang menggerakkan hidupnya. Sebagai contoh orang yang digerakkan oleh materi maka tujuan hidupnya hanya akan tertuju pada pemenuhan kehidupan dan kepuasan materi. Dari ayat-ayat diatas sangat terlihat bagaimana seorang muda yang sepertinya memiliki tujuan hidup yang baik namun menjadi gagal karena rupanya hidupnya digerakkan oleh hal yang salah sehingga hidupnyapun jadi salah. Jadi apa yang menggerakkan hidup kita? Dalam 1 Kor 10:31 rasul Paulus mengingatkan kita untuk kita bisa melihat tujuan hidup dengan baik yaitu hidup kita hanya digerakkan untuk memuliakan Tuhan.
 
2.    Tujuan hidup dapat kita temukan ketika kita mampu memandang kehidupan dari sudut pandang Tuhan . (Efesus 2:4-10)
     Cara kita memandang kehidupan akan membentuk kehidupan kita, ketika kita memandang kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama kita dalam hidup adalah bersenang-senang. Jika kita melihat kehidupan sebagai sebuah arena balap, maka saudara akan menghargai kecepatan dan mungkin akan seringkali tergesa-gesa. Jika kita memandang kehidupan sebagai suatu pertandingan marathon, maka kita akan menghargai ketekunan. Bagaimanakah saudara memandang kehidupan? Cara kita memandang kehidupan akan menentukan tujuan hidup saudara. Allah sangat ingin kita memiliki pandangan yang benar dalam menentukan tujuan hidup ini.


WARTA DALAM

MENGHANCURKAN BELENGGU 2
Minggu ini kita masih membahas tentang belenggu dosa yang harus kita patahkan dalam hidup ini. Berikut beberapa belenggu lain yang harus kita lawan dalam hidup ini yaitu;

2.    Belenggu mamon. (Mat 6:19-34).
Belenggu jenis kedua yang harus kita patahkan dalam hidup ini adalah belenggu mamon, mungkin kita bertanya apakah mamon itu? dalam kamus alkitab mamon diidentifikasikan sebagai harta benda, kekayaan status dan uang ataupun segala yang bersifat materialistis yang dijadikan tuan dalam hidup. Belenggu jenis ini adalah belenggu yang membuat kehidupan kita jauh dari Tuhan. Ketika seseorang hatinya melekat pada benda maka sering kali dia tidak bisa mengenal Tuhan dengan baik. Tuhan Yesus berkata dalam Mat 6:24 “ Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon “ yang memiliki arti Tuhan sedang menegor bahwa kepercayaan kita kepada Tuhan tidak bisa diduakan. Tuhan tidak ingin kita menjadi budak materi dan terbelenggu dalam mamon.
Kenyataan yang ada sering kali banyak dijumpai seorang yang memandang harta sebagai yang terutama didalam hidupnya pasti sering berbuat sesuatu yang tidak benar dihadapan Tuhan. Mengapa orang korupsi, menipu, mungkin juga meribakan uang? Semua itu terjadi karena ingin kehidupannya aman, karena ada uang yang akan melindungi hidupnya. Namun itu adalah kesalahan yang besar karena jika kita perhatikan dalam Matius 6:19-34 Tuhan Yesus memberikan peringatan yang sangat keras mengenai hal materi. Dimulai dari ayat 19 dimana Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang jangan kita mengumpulkan harta untuk dibumi ini sampai pada ayat ke 25 tentang kekuatiran, dimana semua bersumber pada materi.
Mungkin muncul pertanyaan dalam diri kita kalau begitu orang Kristen tidak boleh mengumpulkan harta? Siapa bilang kita boleh memiliki harta, kita perlu harta bahkan kita bisa memulikan Tuhan dengan harta. Yang salah adalah ketika harta menjadi tuan atas hidup kita. Sebagai orang percaya jangan samapai harta dibumi ini kita jadikan pelindung utama kehidupan kita. Jangan kita terbelenggu dengan materi karena itu akan membuat kita melupakan Allah yang mengasihi kita.


Kamis, 12 Januari 2012

WARTA LUAR 15 JANUARI 2012


Tujuan hidup
 Lukas 2:41-52
Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"(49)

Setiap orang dalam hidup ini perlu memiliki tujuan hidup yang jelas. Jika tidak maka hidup  akan sangat berbahaya. Bayangkanlah jika sebuah kapal berlayar tanpa tahu akan berlayar kemana. Setiap kapal yang akan berangkat tentu membawa kompas untuk memastikan bahwa ia memang sedang mengarah ke arah yang benar, begitupula dalam  kehidupan kita. Sebagai orang percaya kita perlu untuk memiliki tujuan hidup. Mengapa kita perlu tujuan hidup ?

1.    Tanpa tujuan hidup, kita tidak akan memiliki semangat (Kel 14:11)
Seorang tanpa tujuan hidup akan memandang remeh arti perjalanan hidup. Hal yang tragis dalam perjalan hidup umat Israel adalah setelah memperoleh kemenangan dibebaskan dari bangsa Mesir justru ditengah perjalanannya mereka sering menggerutu dan menyebabkan mereka semakin berat melangkah. Salah satu sebab mereka suka menggerutu adalah mereka tidak memiliki tujuan hidup yang pasti dan tanpa tujuan hidup itu mereka kehilangan semangat, mereka hanya berpikir apa yang dahulu enak sehingga pikiran itu membuat mereka tidak bisa masuk ketanah perjanjian karena mereka memang tidak pernah memikirkan. 

2.    Dengan tujuan hidup yang benar kita akan melihat karya Allah dalam hidup kita . (Mzm 39:4)
Hal yang harus kita sadari adalah hidup itu singkat, untuk itu kita sebagai orang percaya harus mengingat dua hal yaitu adanya kekekalan diakhir nanti dan jika kita masih ada didunia ini kita berarti disiapkan untuk memasuki kekekalan. Bumi adalah tempat kita berkunjung karena tanah air kita adalah surga (Yoh 15:19) sehingga kita harus terus mempersiapkan tujuan hidup yang benar yaitu memuliakan nama Bapa sehingga ketika kita tidak mempermalukanNya dan merusak kunjungan kita dibumi karena kita adalah duta sorgawi.


WARTA DALAM


MENGHANCURKAN BELENGGU
1 Petrus 5:1-9
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.(8)

Surat Petrus merupakan surat yang ditulis oleh rasul Petrus dengan penuh pengharapan untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat kafir. Surat ini diberikan karena Petrus sadar akan beratnya perjuangan orang percaya pada masa itu. Namun, nampaknya Permasalahan itu ternyata bukan hanya terjadi masa lampau, pada kenyataannya problema itu juga dialami orang percaya masa kini.
Rasul Petrus dalam tulisannya menginginkan bagi umat untuk melawan tantangan yang ada bahkan orang percaya diingatkan bahwa lawan kita si iblis seperti seekor singa yang siap menerkan siapapaun yang ada didepannya. Mungkin saat ini kita bertanya kok iblis tidak kelihatan, kok iblis tidak menerkam saya?. Memang secara fisikly atau nyata iblis tidak kelihatan tapi jika kita mau sadari sebenarnya iblis sedang mengancam kita lewat berbagai belenggu yang sadar atau tidak sadar kita mungkin sedang  ada didalamnya. Ada banyak belenggu yang mengancam kehidupan orang percaya yang harus dilawan diantaranya adalah.
1.      si iblis menerkam kita dalam bentuk belenggu dosa. (Yoh 8:31-37).
Belenggu jenis yang pertama yang iblis jeratkan pada kita adalah belenggu dosa. Dalam kasus ini iblis bekerja dan membuat kita terus dalam tawanan  dosa, itulah yang menjadikan kita budak dosa. Dikatakan dalam Yohanes 8:34 “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.’” Dikatakan di sini bahwa setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Konteks yang ada pada saat itu adalah bagaimana Tuhan Yesus menanggapi pertanyaan orang Yahudi mengenai kemerdekaan mereka sebagai keturunan Abraham. Tuhan Yesus menjawab seseorang bisa dikatakan masih ditawan dan belum merdeka ketika jatuh dalam dosa, menjadi budak dosa berarti masuk ke dalam keadaan tidak dapat menolong diri sendiri, ini kenyataan yang sering terjadi bahwa sangatlah mustahil untuk berhenti berbuat dosa sekalipun kita  menginginkannya. Berdasarkan kekuatan kehendak kita, kita mungkin dapat berhenti berbuat dosa satu atau dua kali, akan tetapi sering kita tidak dapat berhenti terlalu lama karena pada akhirnya kita akan tetap menjadi tawanan “penguasa” ini. Ini adalah jenis pertama dari belenggu itu, yang juga merupakan belenggu yang paling parah yaitu menjadi budak dosa. Belenggu ini hanya akan patah ketika kuasa darah Kristus mengalir dalam hidup kita bukan dengan kekuatan kita.