Teladan Para
gembala
Luk 2:8 -20
Mungkin ada
sebagian orang yang terkadang merasa NATAL tidak memiliki arti apa-apa dalam hidupnya.
Dan hal yang paling menyedihkan lagi adalah NATAL kadang hanya dijadikan sebuah
rutinitas dalam kehidupan dan perjalanan rohani. Sebagai orang percaya harusnya
semakin tahun kita semakin bertumbuh dalam iman dan pemahaman kita akan kasih
Allah dalam hidup ini sehingga kita akan mengerti karya yang Allah lakukan
dalam hidup kita. Apapun kondisi dan keadaan kita saat ini kita tidak boleh
melupakan pemberian Allah terbesar bagi kita yaitu kelahiran ANAK-NYA, sehingga
kita bisa bertumbuh dalam iman. Tema natal tahun ini adalah berusaha memberi
yang terbaik. Dan minggu inipun kita akan melihat apakah pemberian terbaik yang
dapat kita lakukan.
Minggu ini kita akan melihat
bagaimana para gembala di padang gurun yang harusnya menjadi teladan bagi kita
dalam usaha kita bertumbuh dan memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan. Lalu
teladan apa saja yang ada dalam kehidupan para gembala yang bisa kita ikuti
dalam kehidupan kita?
Hal pertama yang bisa kita teladani dari hidup mereka adalah Keuletan dan kesabaran mereka dalam menjalani rencana Allah. Mengapa
kita harus meneladani hal ini?. Ada banyak orang gagal memberikan yang terbaik kepada Tuhan akibat dari tidak mau memahami
rencana Tuhan dalam hidupnya. Mungkin pertanyaan kita adalah apa bukti para
gembala memiliki keuletan dan kesabaran
dalam menjalani rencana Allah dalam hidup mereka? Dalam ayat 14 ada ungkapan “manusia
yang berkenan”, apa maksud kata ini? ungkapan yang diucapkan para Malaikat ini
bisa kita maknai sebagai ungkapan sanjungan Allah kepada para gembala ditempat
itu. Mengapa? tidak banyak data dari alkitab yang bisa menjelaskan secara
pribadi siapa saja para gembala dipadang gurun saat itu, namun yang pasti
mereka adalah orang-orang yang berkenan kepada Allah secara pribadi. Mungkin
mereka adalah orang-orang yang selalu berharap kepada Tuhan dalam hidupnya,
ataupun orang yang jujur ataupun apapun kebaikan mereka. Tetapi yang jelas
dalam ayat 8 diperlihatkan jati diri mereka. Mereka adalah orang yang
bertanggung jawab dalam pekerjaan mereka, yang berarti mereka hidup dalam keuletan dan kesabaran.
Hal kedua yang
dapat kita teladani dari para gembala adalah sikap memberikan diri untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Banyak
dari kita kadang berkata aku mau menjadi saluran berkat bagi orang lain kalau
aku sudah kaya. Memang pada kenyataannya hal itu sepertinya masuk akal, namun
kadang untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain tidak hanya lewat materi,
dan itu dibuktikan oleh para gembala di padang gurun itu. Itu ditunjukkan
dengan sikap mereka saling menguatkan (ayat 15). Mereka bukanlah orang egois
yang hanya mementingkan diri mereka sendiri, mereka tahu dalam hidup harus
saling berbagi meskipun hanya lewat sebuah dorongan ataupun ajakan. Dan yang
lebih lagi mereka mau membagikan kabar suka cita itu bukan hanya untuk kelompok
mereka sendiri (ayat 17-20) mereka dengan suka cita berbagi kabar dari para
Malaikat dan inilah yang juga Allah inginkan dalam hidup kita (Efs 6:15) dan
bukan hanya itu mereka gunakan mulut mereka dengan pujian karena kasih Allah
bagi dunia.
Memang
dalam pandangan orang para gembala sepertinya tidak memiliki arti tapi bagi
Tuhan mereka berharga terlebih lagi ketika mereka rela, sabar dan mau menjadi
saluran berkat bagi orang lain, bagaimana
dengan kita?. YBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar