BE
STRONGER IN UNITY
Shalom
,
Syukur kepada Tuhan jikalau saat ini
kita masih diberi kesempatan untuk menikmati Tahun yang baru . saya yakin dan
percaya jikalau kita masih diberi kesempatan yang indah ini berarti kita masih
diijinkan Tuhan untuk menikmati hal-hal yang
baru dalam kehidupan kita. Tahun
ini gereja kita mengambil tema “Be
Stonger In Unity “Atau kekuatan yang akan muncul karena kebersamaan. Seperti
halnya peribahasa yang mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
seperti itulah kondisi yang akan dialami oleh sebuah keluarga ataupun
organisasi begitupula dengan gereja kita.
Di awal tahun ini apa yang dapat kita kerjakan untuk membuat sebuah
kebersamaan ? kali ini kita akan melihat
nasehat dari rasul Paulus kepada Timotius. Dalam 2 Timotius 3:14-17 kita menemukan
bagaimana rasul Paulus mengingatkan Timotius anak didikannya untuk bisa
mengerti kebenaran sejati dalam sebuah pelayanan. Inilah inti pertama dari
sebuah kebersamaan. Kebersamaan harus dibangun dengan sebuah kesamaan
pemikiran. Bagi rasul Paulus hal ini menjadi dasar bahwa anak didiknya harus
mengerti kebenaran dengan baik, karena dengan iman yang baik seseorang akan
tumbuh dewasa.
Dalam ayat 14 rasul menekankan kepada Timotius dan juga kepada kita
setiap orang percaya untuk selalu ingat dan menghargai para pemimpin / pengajar
yang membimbing, membina ataupun mendidik kita tentang perihal kebenaran. Artinya ketika
seorang menghargai/menghormati orang
yang menjadi pembimbing atau Pembina Rohani pastilah akan memunculkan sikap
kebersamaan, dan hal itu bisa terjadi karena dengan sendirinya sikap saling
menghargai pasti akan muncul dan itu akan menghasilkan sikap saling menerima
dan ujungnya pasti akan memiliki perasaan yang sama dalam memuliakan nama
Tuhan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan memang sebuah kebersamaan bukanlah hal yang
mudah untuk diwujudkan, kadangkala dalam
sebuah organisasi para anggotanya bisa terjadi silang pendapat ataupun
perbedaan pandangan namun itu bukanlah jurang pemisah kita harus sadar setiap
pribadi memiliki ciri dan karakter yang berbeda belum lagi ditambah dengan
pendidikan dan keluarga yang berbeda, namun janganlah itu dijadikan sebagai
pemisah. Untuk itu dalam ayat 15 Rasul Paulus mengingatkan kita untuk mengerti
jati diri kita semua. Dia mengingatkan Timotius akan prinsip yang telah
diterimanya sejak kecil yang dilandasi Firman Tuhan.
Firman
Tuhan sajalah yang mampu membuat seseorang menyadari keberadaanya dengan dasar
itulah mari di tahun 2013 ini kita bersama bergandeng tangan, jangan memandang
perbedaan diantara kita sebagai sebuah tembok penghalang namun percayalah
seperti ayat 17 setiap pribadi diberi keunikan
tersendiri oleh Allah untuk mengerjakan kebaikan menurut caranya
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar